Rabu, 18 September 2013

ISI KANDUNGAN SURAH AN-NAHL AYAT 125


KANDUNGAN SURAH AN-NAHL AYAT 125

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk
  
Dalam ayat ini Allah SWT memberikan pedoman-pedoman kepada Rasul-Nya tentang cara mengajak manusia ke jalan Allah. Yang dimaksud jalan Allah di sini adalah agama Allah yakni syariat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Allah meletakkan dasar-dasar seruan untuk pegangan bagi umatnya. Dasar-dasar seruan itu ada tiga tingkatan, yaitu :
1.      Seruan itu dilakukan dengan hikmah. Hikmah itu mengandung beberapa arti :
a.       Berarti pengetahuan tentang rahasia dari faedah segala sesuatu. Dengan pengetahuan itu sesuatu dapat diyakini keberadaannya.
b.      Berarti perkataan yang tepat dan benar yang menjadi dalil (argumen) untuk menjelaskan mana yang batal atau meragukan.
c.       Arti yang lain adalah bahwa kenabian itu dapat mengetahui hukum-hukum al-Qur’an, paham al-Qur’an, takut kepada Allah, benar perkataan dan perbuatannya. Arti yang paling tepat dan dekat dengan kebenaran adalah arti yang pertama yaitu pengetahuan tentang rahasia dan faedah sesuatu, yang mana pengetahuan itu memberi manfaat.35
2.      Allah menjelaskan kepada rasul-Nya agar seruan itu dilakukan dengan mau’idhah hasanah (pengajaran yang baik), yang diterima dengan lembut oleh hati manusia tapi berkesan di dalam hati mereka.
Tidaklah patut jika pembelajaran itu selalu menimbulkan rasa cemas, gelisah dan ketakutan pada jiwa manusia. Orang yang jatuh karena dosa disebabkan kebodohan atau tanpa sadar, maka tidaklah wajar jika kesalahan-kesalahannya itu dipaparkan secara terbuka sehingga menyakitkan hatinya.
Pembelajaran yang disampaikan dengan bahasa yang lemah lembut, sangat baik untuk menjinakkan hati yang liar dan lebih banyak memberikan ketenteraman daripada pembelajaran yang yang isinya ancaman dan kutukan-kutukan yang mengerikan. Jika sesuai tempat dan waktunya, tidak ada jeleknya memberikan pembelajaran yang berisikan peringatan yang keras atau tentang hukumanhukuman dan azab yang diancamkan Allah kepada mereka yang sengaja berbuat dosa (tarhib).
Untuk menghindari kebosanan dalam seruannya, Rasulullah menyisipkan dan mengolah bahan yang menyenangkan. Dengan demikian tidak terjadi kebosanan yang disebabkan urutan-urutan pengajian yang berisi perintah dan larangan tanpa memberikan bahan-bahan yang bisa melapangkan dada atau yang merangsang hati untuk melakukan ketaatan dan menjauhi larangan.
3.      Allah SWT menjelaskan bahwa bila terjadi perbantahan atau perdebatan maka hendaklah dibantah dengan cara yang terbaik.
Pada dasarnya, seruan itu hanya dengan dua cara di atas (hikmah dan mau’idhah hasanah), akan tetapi seseorang ketika mendapat perlawanan yang berat terkadang perlu menggunakan argumen-argumen yang keras dan kokoh yang bisa mengalahkan oarng-orang yang diserunya. Maka dari itulah cara menyeru yang berupa debat ini diikutkan pada pilihan metode menyeru ke jalan Allah SWT.
Debat itu aslinya bukan merupakan bagian dari metode untuk menyeru, akan tetapi dia hanyalah sebagai alat alternatif ketika seseorang dalam kondisi terdesak setelah tidak berhasil menerapkan dua cara yang tersebut sebelumnya. Satu contoh perdebatan yang baik adalah perdebatan antara Nabi Ibrahim dengan kaumnya yang kafir yang mana perdebatan tersebut bisa membawa mereka berpikir untuk memperbaiki kesalahan mereka sendiri sehingga mereka menemukan kebenaran. Tidaklah baik memancing lawan dalam berdebat dengan kata-kata yang tajam, karena hal itu dapat menimbulkan susana yang panas. Sebaliknya, hendaklah diciptakan suasana yang nyaman dan santai sehingga tujuan dalam perdebatan untuk mencari kebenaran itu dapat tercapai dengan hati yang puas. Suatu perdebatan yang baik adalah perdebatan yang dapat menghambat timbulnya sifat manusia yang negatif seperti sombong, tinggi hati, tahan harga diri, karena sisfat-sifat terebut sangat peka. Lawan debat supaya dihadapi sedemikian rupa sehingga dia merasa bahwa harga dirinya dihormati, karena tujuan utama adalah mencari kebenaran dari Allah SWT dan menghilangkan semua kebatilan, tidak ada tujuan tertentu selain itu.
Allah SWT menjelaskan bahwa ketentuan akhir dari segala usaha dan perjuangan itu ada pada Allah. Hanya Allah sendiri lah yang bisa menganugerahkan iman kepada seseorang. Dialah yang Maha Mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang tidak dapat mempertahankan fitrah insaniahnya (iman kepada Allah)dari pengaruh-pengaruh yang menyesatkan hingga dia jadi tersesat. Dia jualah Yang Maha Mengetahui di antara hamba-hamba-Nya yang fitrah insaniahnya tetap terpelihara sehingga terbuka hatinya untuk menerima petunjuk (hidayah) Allah SWT

7 komentar:

  1. ASS. sebelumnya saya mohon maaf itu ayat surah AN- Nahl ayat 125 seharusnya dibaca rabbika kenapa menjadi rabbaka ya....

    BalasHapus
    Balasan
    1. jgn blg Ass, tp assalamualaikum :)

      saya bantu jawab ya, itu bacanya bukan rabbaka,tp rabbika krn di bawah tasdid..

      Hapus
  2. terimakasih artikelnya sangat membantu👍👍👍

    BalasHapus